DETERMINASI MODEL RESOLUSI KONFLIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU DENGAN KOVARIABEL SIKAP MULTIKULTUR DAN EFIKASI DIRI PADA MAHASISWA PGSD STAHN MPU KUTURAN SINGARAJA

nyoman lisna handayani

Sari


Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh model pembelajaran resolusi konflik terhadap prestasi belajar agama hindu dengan kovariabel sikap multikultur dan efikasi diri. Penelitian kuantitatif ini dilaksanakan pada mahasiswa PGSD STAHN Mpu Kuturan Singaraja menggunakan metode eksperimen dengan desain single faktor independent groups design with use of covariate dan melibatkan 67 orang mahasiswa. Data dianalisis dengan analisis kovarian (ANACOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar agama hindu antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model resolusi konflik dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 2) Terdapat perbedaan prestasi belajar agama hindu antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model resolusi konflik dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan mengendalikan sikap multikultur. 3) Terdapat perbedaan prestasi belajar agama hindu antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model resolusi konflik dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan mengendalikan efikasi diri. 4) Terdapat perbedaan prestasi belajar agama hindu antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan model resolusi konflik dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan mengendalikan sikap multikultur dan efikasi diri secara simultan.


Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Ametay. (2015). Academic self-efficacy as a resilience factor among adjudicated girls International Journal of Adolescence and Youth, Vol. 20, No. 2, 202–227.

Anne.(1996). Should Students Have Constitutional Rights? Keeping Order in the Public Schools. University of Georgia School of Law.

Arends,R.(1998). Learning to Teach. Fourth Edition. Ney York: Mc Graw Hill.

Bandura, A.(1997). Social Foundation of Tought and Action A Social Cognitive Theory. New Jersey : Prentice- Hall inc.

Banks, J.A. (1995). Multiethnic Education: Theory and Practice, 3rd ed. Boston: Allyn and Boston. Bharati University.

Brewer Ann Jo.(2007). Introductioin to Early Children Education Preschool Trought Prymary Grades. Pearson: Allin and Bacon, 2007.

Bruning, James L. (1997). Computation Handbook of Statistics. America: Foresman and Company.

Dantes. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offect, 2012.

Giddens, A. (1990). The Consequences of Modernity. Cambridge: Polity Press.

Hasan, H.(1996). Inovasi dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: PPS IKIP Bandung.

Jordan S. Potash.(2015). Advancing Multicultural and Diversity Competence in Art Therapy: American Art Therapy Association Multicultural Committee 1990–2015. Journal of the American Art Therapy Association.

NCSS.(2004). Guidelines for Teaching About Science/Technology/Society in Social Studies: Education for Citizenship in the 21st Century.

Rosemary, N. New Learning Model. Journal of Scientific Education. Vol. 19 (February 2000): 45-51. http:/Rose.olam.asu.edu/epaa,2000.

Schement, J. R. (2002). Encyclopedia of Cpmmunication and Information (Volume 1). New York: McMilland Reference.

White, P. E. (1992). Women and Minorities in Science and Engineering: An update. Washington, DC: National Science Foundation.




DOI: https://doi.org/10.25078/gw.v8i2.2798

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Jurnal Guna Widya terindex

     

]