KOMUNIKASI EKSTRA NORMAL DALAM MEMBANGUN PARIWISATA BUDAYA DI ERA NEW NORMAL

I Putu Agus Aryatnaya Giri, I Made Girinata, I Ketut Wiratmaja

Sari


Membuka sektor pariwisata budaya di tengah pandemic covid-19 sesungguhnya memang beresiko tinggi. Kerja sama yang kondusif sangat dibutuhkan antara pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai stakeholders pariwisata untuk tidak tergesa-gesa memulihkan keadaan ini seperti semula lagi yang utamanya akan tetap dapat dikontrol dengan baik. Ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika melirik kegiatan pariwisata di Indonesia yang memang cukup menjanjikan dan menjadi magnet bagi para wisatawan. Mulai dari protokol kesehatan, akomodasi, infrastruktur, transportasi, maupun fasilitas yang ada di area wisata tersebut. Di tengah bayang-bayang angka positif Covid-19 yang masih sangat tinggi, keinginan masyarakat untuk melepas penat dan berwisata melihat keindahan alam dan budaya Indonesia setidaknya dapat diwujudkan dengan penerapan aturan-aturan yang ketat dan pada akhirnya geliat masyarakat sektor pariwisata setidaknya dapat terlihat dan mewujudkan optimisme pada sektor-sektor produktif lainnya. Meskipun begitu, tantangan sepertinya datang dari masyarakat itu sendiri. Karena, pariwisata era new normal memang membutuhkan komunikasi ekstra normal dari pemerintah.

 


Kata Kunci


Komunikasi, Pariwisata Budaya, New Normal

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Adhika, I Made. 2012. “Komodifikasi Kawasan Suci Pura Uluwatu”. Denpasar, Udayana University Press.

Atmaja, I Dewa Gede. 2012. Ilmu Negara, Malang: Setara Press

Desky, M.A. 2001. Manajemen Perjalanan Wisata. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Feng, Tian, 1999. Pencarian Makna Perubahan: Kajian Awal Tentang Modernitas dan Tradisi, dan Kebangkitan Budaya Pluralistik. (pada Keragaman dan Silang Budaya.dalam Jurnal SPI Th. Ix-1998/1999). Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Kartodirdjo, Suyatno. 1992. “Tranformasi Budaya dalam Pembangun” dalam Tantangan Kemanusian Universal. Yogyakarta : Kanisius

Mudana, I Gede. 2000. ”Industrialisasi Pariwisata Budaya di Bali: Studi Kasus Biro Perjalanan Wisata di Kelurahan Kuta”. (Tesis) Denpasar: Universitas Udayana.

Pitana, I Gede. 2008. Kepariwisataan Bali dalam Jejaring Nasional. Dalam Kebudayaan dan Modal Budaya Bali dalam Teropong Lokal, Nasional, Global (Yudha Triguna, Editor). Denpasar: Widya Dharma.

Picard, Michel. 2006. Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Terjemahan Jean Couteau dan Warih Wisatsana, Jakarta: Gramedia.

Rahmanto. B. 1992. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta. KANISIUS

Roem, Mohamad, dkk. 1982. Tahta Untuk Rakyat : Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX. Jakarta : PT. Gramedia.

Sedyawati, E.2002. Indonesia Heritage: Seni Pertunjukan. Jakarta: Buku Antar Bangsa.

Soedarsono, R.M. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta : Depdikbud.

Sumadi, Ketut. 2009. “Kepariwisataan Indonesia Sebuah Pengantar. Denpasar: Sari Kahyangan Indonesia.

Sutrisna, Slamet. 1992. “Budaya Keilmuan dan Situasinya di Indonesia” dalam Tantangan Kemanusiaan Universal. Yogyakarta : Kanisius.

Suwarno, P.J. 1992. “Belajar dari Sejarah Yogyakarta untuk Memasuki Era Globalisasi” dalam Tantangan Kemanusiaan Universal. Yogyakarta : Kanisius.

Tnunay, Tontje. 1991. Yogyakarta Potensi Wisata. Klaten :CV. Sahabat.

Tjatra, I Wayan, 2004 “Eksistensi Kearipan Local Dalam Pembangunan Daerah Bali”. Bahan matrikulasiprogram Pascasarjana (S2) Kajian Budaya Unud

Ningrum, Dyaloka Puspita. 2020. Artikel “Adaptasi Pariwisata Daerah dengan New Normal”.

Nova, Hikmawan Ali. 2020. Artikel “Pariwisata Era New Normal: Tantangan Komunikasi Ekstra Normal”.

http://yakinchanel.blogspot.com/2016/08/makalah-tentang-pariwisata.html: Makalah Tentang Pariwisata, diakses tanggal 10 Juli 2020




DOI: https://doi.org/10.25078/pba.v5i2.1704

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


 

 

 

View My Stats