“NEW NORMAL” SEBAGAI MOMENTUM KEBANGKITAN EKOWISATA: SEBUAH KAJIAN AWAL TENTANG DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PASCAPANDEMI COVID-19

Andreas Rudiyanto, Eko Sugiarto

Sari


Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan. Salah satu yang cukup menonjol adalah perubahan perilaku. Istilah “new normal” kemudian menjadi sangat populer. Padanan terhadap istilah ini dalam bahasa Indonesia kemudian bermunculan, antara lain “kenormalan baru”, “normal baru”, “tatanan kehidupan baru”, dan masih banyak lagi yang semua mengacu kepada “keadaan normal yang baru”. Keadaan normal baru ini antara lain (1) memakai masker ketika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya; (2) mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer; (3) menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan; serta (4) meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam konteks “menjaga jarak minimal satu meter dengan orang lain serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan” inilah pembahasan tentang daya dukung lingkungan di bidang pariwisata dibahas dalam artikel ini. Dengan demikian, tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberikan sebuah perspektif terhadap penerapan konsep daya dukung lingkungan di destinasi pariwisata pascapandemi Covid-19. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur terhadap dokumen yang membahas tentang “new normal” dan ekowisata dikaitkan dengan kondisi kekinian. Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai literatur tersebut, penulis menyimpulkan bahwa “new normal” merupakan sebuah kondisi yang bisa dijadikan sebagai momentum kebangkitan ekowisata, khususnya terkait dengan penerapan konsep daya dukung lingkungan di destinasi pariwisata.


Kata Kunci


New Normal, Ekowisata, Daya Dukung Lingkungan

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


REFERENSI

Adit, A. (2020). Ini Padanan Kata ‘New Normal’ dari Badan Bahasa Kemendikbud. https://edukasi.kompas.com/read/2020/05/26/152138171/ini-padanan-kata-new-normal-dari-badan-bahasa-kemendikbud.

Baskoro, H. (2020). Keistimewaan New Normal. Kedaulatan Rakyat, Tahun 75 (233), 11.

Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jakarta.

Dewi, R. I. (2020). Persepsi Masyarakat terhadap Keunikan Alam Danau Batur, Bali. JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan, Vol. 9 (1), 18--25.

Estheriani, N. (2018). Analisis Dampak Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Goa Pindul, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Skripsi. Bogor: Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Fatubun, A. (2020). Kapan Istilah New Normal Pertama Kali Muncul? https:// ayobandung.com/read/2020/05/27/90702/kapan-istilah-new-normal-pertama-kali-muncul.

Habibi, A. (2020). Normal Baru Pasca Covid-19. ‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan, Vol. 4 (1), 197--204.

Herlambang, M. F. R., Wicaksono, A. D., Hidayat, A. R. T. (2016). Kemampuan Daya Dukung Lingkungan Wisata Tirta Nirwana Songgoriti. Jurnal Tata Kota dan Daerah, Vol. 8 (2), 57--62.

Kusnanto, H. (2020). Memahami Era Normal Baru. Kedaulatan Rakyat, Tahun 75 (232), 11.

Nugroho, I. (2011). Ekowisata dan Pembangunan Bekelanjutan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pujani, L. P. K. dan Sanjiwani, P. K. (2017). Eksploitasi Goa Pindul sebagai Speleo Tourism di Gunung Kidul, Yogyakarta. Jurnal Analisis Pariwisata, Vol 17 (1), 17--23.

Redaksi Venue. (2020). Triwulan Pertama 2020, Kunjungan Wisman Turun 30,62%. VENUE, Edisi 150, 8.

Ristyawati, A. (2020). Efektivitas Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Masa Pandemi Corona Virus 2019 oleh Pemerintah Sesuai Amanat UUD NRI Tahun 1945. Administrative Law & Governance Journal, Vol. 4 (2), 240--249.

Sasmita, E., Darsiharjo, dan Rahmafitria, F. (2014). Analisis Daya Dukung Wisata sebagai Upaya Mendukung Fungsi Konservasi dan Wisata di Kebun Raya Cibodas Kabupaten Cianjur. Jurnal Manajemen Resort & Leisure Vol. 11 (2), 71--84.

Sudarmadji, Suprayogi, S., Widyastuti, M., dan Harini, R. (2011). Konservasi Mata Air Berbasis Masyarakat di Unit Fisiografi Pegunungan Baturagung, Ledok Wonosari dan Perbukitan Karst Gunung Sewu, Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Teknosains, Vol. 1 (1), 42--53.

Sugiarto, E. (2018). Pengantar Ekowisata. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Khitah Publishing.

The International Ecotourism Society/TIES. (2015). TIES Announces Ecotourism Principles Revision. https://www. ecotourism.org/news/ties-announces-ecotourism-principles-revision.

Valerisha, A. dan Putra, M. A. (2020). Pandemi Global COVID-19 dan Problematika Negara-Bangsa: Transparansi Data sebagai Vaksin Socio-digital? Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, Edisi Khusus April 2020, 131--137.




DOI: https://doi.org/10.25078/pba.v5i2.1697

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


 

 

 

View My Stats